Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Kontroversi Kotak Kosong di Pilkada Surabaya 2024: Dialog Terbuka Cari Solusi Demokrasi Sehat

Minggu, November 17, 2024 | November 17, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-11-16T19:30:15Z
Foto : Dokumentasi kegiatan tersebut 

Surabaya,  – Fenomena kotak kosong yang mewarnai Pilkada Kota Surabaya 2024 menjadi sorotan utama dalam dialog terbuka bertajuk “Demokrasi Tanpa Seleksi, Pemilihan Tanpa Pilihan”. Acara yang digagas Relawan Demokrasi Surabaya (RDS) bersama Majelis Permusyawaratan Rakyat Surabaya (MPRS) dan BEM Universitas Dr. Soetomo berlangsung meriah di Auditorium Ki Moch Saleh, Universitas Dr. Soetomo.

Diskusi ini dihadiri sejumlah narasumber penting seperti Eko Rinda Prasetiyadi dari Bawaslu Surabaya, Anas Karno anggota DPRD Surabaya dari PDIP, Yona B. Widyatmoko, SH, MH dari Partai Gerindra, pegiat kotak kosong Hariyadi Nugroho, serta Dr. Priyanto, MM, Dekan Fakultas Administrasi Unitomo.

Fenomena Kotak Kosong: Kritik atas Sistem Politik?

Ketua RDS, Yanto Ireng, menyebut Pilkada Surabaya 2024 sebagai "wajah buram demokrasi lokal" lantaran tak ada kandidat alternatif untuk dipilih. "Ini adalah ironi demokrasi. Kolom kosong menunjukkan frustrasi masyarakat terhadap sistem yang tidak memberi ruang kompetisi sehat," ujarnya.

Senada dengan itu, Hariyadi Nugroho menegaskan kotak kosong bukan sekadar pilihan pasif, tetapi aksi perlawanan. "Ini simbol kritik agar demokrasi benar-benar inklusif dan sesuai esensinya. Kolom kosong menjadi cermin ketidakmampuan sistem dalam memenuhi harapan rakyat," tandasnya.

Pandangan Akademisi dan Penyelenggara Pemilu

Menurut Dr. Priyanto, MM, fenomena kotak kosong harus menjadi bahan refleksi serius bagi semua pihak. “Universitas memiliki peran penting dalam membuka ruang diskusi demokrasi yang sehat. Kotak kosong adalah indikasi bahwa ada masalah yang perlu segera diselesaikan,” katanya.

Perwakilan Bawaslu Surabaya, Eko Rinda Prasetiyadi, menjelaskan bahwa kotak kosong sebenarnya bukanlah hal baru, namun pengawasan terhadapnya di pemilu memang belum optimal. "Ini pernah terjadi sebelumnya, namun sayangnya, kolom kosong tidak diatur secara khusus dalam mekanisme kampanye, yang membuat pengawasan menjadi terbatas," ujar Eko.

DPRD: Dorong Calon Independen

Yona B. Widyatmoko, SH, MH, Ketua Komisi A DPRD Surabaya, menyampaikan bahwa penting untuk membuka peluang lebih besar bagi calon independen. "Kami sudah berkomunikasi dengan KPU Surabaya untuk mengkaji ulang regulasi pencalonan. Perlu ada penguatan mekanisme agar calon independen memiliki kesempatan yang adil,” tuturnya.

Ia menegaskan bahwa kotak kosong mencerminkan sistem politik yang belum responsif terhadap kebutuhan masyarakat. “Kami tidak ingin kotak kosong menjadi preseden buruk. Surabaya butuh kompetisi politik yang sehat demi demokrasi yang bermartabat,” imbuhnya.

Menuju Solusi Bersama

Dialog ini mengedepankan upaya mencari solusi konkret agar fenomena kotak kosong tidak terulang. Langkah perbaikan regulasi, penguatan partisipasi masyarakat, dan pemberdayaan calon independen menjadi poin penting yang disepakati para narasumber. Diharapkan, Surabaya mampu menjadi teladan bagi demokrasi yang inklusif, kompetitif, dan sesuai kehendak rakyat.

Laporan: andika


×
Berita Terbaru Update