![]() |
Foto : Kombes Pol Irwan Anwar & Zainal Petir |
Zainal menyatakan, pencopotan Kapolrestabes penting untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas dalam pengusutan kasus tersebut.
“Copot dulu Kapolrestabes Semarang agar duduk perkara kematian Gamma bisa lebih terbuka. Akan sulit mengungkap kasus ini kalau yang terlibat adalah anak buahnya sendiri,” ujar Zainal pada Senin (9/12/2024).
Kesaksian Korban dan Fakta Lapangan
Selain Gamma, dua siswa lainnya, S (16) dan A (17), juga menjadi korban tembakan. Peluru yang ditembakkan mengenai lengan kiri S, sementara A hampir tertembak di dada, namun berhasil menghindar sehingga peluru hanya menyerempet bagian ketiak.
“Kalau A tidak menghindar, pasti tembus dada dan bisa berujung fatal,” terang Zainal.
Selain mendengarkan keterangan korban selamat, Zainal juga mengumpulkan informasi dari sejumlah saksi, termasuk N, SK, F, dan AD. Berdasarkan hasil pendalaman, tindakan Aipda R dinilai melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) dan patut dijatuhi sanksi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) melalui sidang kode etik.
“Aipda R tidak dalam kondisi terancam nyawanya saat menembak. Ini pelanggaran HAM berat, khususnya hak hidup. Apalagi, video penembakan menunjukkan dia sengaja menghadang motor anak-anak sambil menembak. Tidak ada tembakan peringatan,” tambahnya.
Desakan Sidang Etik dan Penetapan Tersangka
Zainal juga mendesak Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, untuk segera menggelar sidang kode etik terhadap Aipda Robiq dan menetapkannya sebagai tersangka.
“Bukti-bukti sudah sangat kuat, mulai dari rekaman CCTV, kendaraan yang digunakan, pistol, hingga kesaksian para korban dan saksi lain. Sudah saatnya status R dinaikkan sebagai tersangka,” tegasnya.
Kritik Rilis Tawuran
Zainal juga mengkritik langkah Polrestabes Semarang yang lebih fokus merilis informasi terkait tawuran ketimbang menjelaskan secara rinci insiden penembakan tersebut.
“Jangan hanya rilis soal tawuran. Yang perlu diungkap adalah bagaimana dan di mana R melakukan penembakan, siapa yang membawa Gamma ke rumah sakit, dan bagaimana kronologi lengkapnya,” ujarnya.
Tuntutan untuk Kapolri
Sebagai penutup, Zainal meminta Kapolri bertindak tegas agar keadilan bisa ditegakkan, tidak hanya bagi keluarga Gamma, tetapi juga untuk publik.
“Kapolri harus menunjukkan komitmennya terhadap supremasi hukum. Langkah tegas adalah kunci agar peristiwa serupa tidak terulang di masa depan,” tutup Zainal.
Insiden ini telah menyita perhatian publik dan menjadi sorotan berbagai pihak yang menuntut penyelesaian yang transparan dan adil.
Editor : purba