Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Heboh! Massa JATAM Tuntut Penangkapan Oknum Polisi Diduga Terima Suap dari Tambang Pasir Ilegal di Konawe

Senin, Juni 30, 2025 | Juni 30, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-30T14:14:46Z

 

Foto ilustrasi
Kendari | KompasX.com — Aroma busuk tambang ilegal di Kabupaten Konawe kian menyengat. Puluhan aktivis yang tergabung dalam Jaringan Advokasi Tambang Indonesia (JATAM) turun ke jalan melakukan aksi damai, namun penuh tekanan moral di Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (1/7). Mereka mendesak aparat hukum untuk tidak lagi tutup mata atas dugaan keterlibatan oknum kepolisian dalam praktik tambang pasir ilegal yang kian meresahkan masyarakat dan merusak lingkungan.

Aksi yang bertajuk “Tangkap Penerima Aliran Dana Tambang Pasir Ilegal!” ini menyorot secara tajam dugaan keterlibatan oknum polisi berinisial MD, yang bertugas di Unit Tipidter Polres Konawe. MD diduga menerima aliran dana dari aktivitas tambang ilegal yang beroperasi di sejumlah titik, termasuk Desa Belatu (Kecamatan Pondidaha), Desa Linonggasai, dan Desa Teteona (Kecamatan Wonggeduku Barat).

Enggi Indra Syahputra, koordinator aksi sekaligus jenderal lapangan, dalam orasinya menyebut keterlibatan aparat penegak hukum dalam praktik haram ini sebagai "pengkhianatan terhadap amanah rakyat dan hukum."

“Kami tidak butuh aparat yang bermental dagang hukum. MD harus segera dicopot dan diadili secara terbuka. Ini bukan hanya pelanggaran etik, tapi kejahatan serius terhadap negara dan lingkungan,” tegas Enggi lantang di tengah kerumunan massa.

Aksi damai ini dimulai dari Markas Polda Sultra dan dilanjutkan dengan long march menuju Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara, membawa spanduk dan poster bertuliskan seruan pemecatan oknum polisi dan penghentian total tambang ilegal.

Dalam pernyataan sikapnya, massa JATAM juga mendesak agar Bidang Propam Polda Sultra segera turun tangan, serta meminta Kejati Sultra membuka penyelidikan menyeluruh terhadap aliran dana tambang ilegal yang disinyalir melibatkan lebih dari satu oknum.

Aktivis juga menegaskan bahwa jika tuntutan ini diabaikan, maka gelombang aksi lanjutan akan terus digelar secara nasional.

“Ini baru awal. Bila tak ada penindakan, kami akan gelar aksi nasional. Tidak ada tempat bagi pengkhianat hukum di negeri ini!” pungkas Enggi dengan penuh semangat.

Masyarakat luas kini menanti: Akankah Polda Sultra dan Kejati berani bertindak, atau justru memilih diam dalam pusaran uang tambang ilegal?

Red:isk

×
Berita Terbaru Update