Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Bobrok dan Tertutup! Ketua GWI Banten Desak Copot Kalapas Pemuda Tangerang, Ada Apa di Balik Tembok Lapas?

Selasa, Juli 01, 2025 | Juli 01, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-01T01:36:37Z

 

Foto : istimewa
Tangerang | kompasX.com – Lapas Pemuda Kelas IIA Kota Tangerang kembali jadi pusat perhatian nasional. Aroma ketertutupan, dugaan pelanggaran prosedur, hingga hilangnya jejak warga binaan berinisial MF membuat publik geram. Kalapas Yogi Suhara kini disorot keras dan diminta segera dicopot dari jabatannya.

Ketua Gabungan Wartawan Indonesia (GWI) DPC Kota Tangerang, Muhammad Aqil Bahri, S.H., menyebut kepemimpinan Kalapas Yogi telah mencoreng prinsip keterbukaan dan pelayanan publik. Aqil menilai, di balik tembok tinggi Lapas, tengah terjadi pembusukan sistem yang merugikan warga binaan dan keluarganya.


“Ini bukan lagi soal prosedur administratif, tapi soal moralitas kepemimpinan. Kalapas tak layak dipertahankan. Lapas Pemuda Tangerang telah berubah menjadi ruang gelap yang menindas, bukan membina,” tegas Aqil.


Ibu Warga Binaan Dipermainkan, Cincin Pernikahan Dijadikan Alat Tekanan?

Pemicunya bermula dari jeritan Meta, ibu dari MF, yang mengaku dipermainkan oleh petugas Lapas saat hendak mengambil cincin kawin milik anaknya. Cincin yang begitu bernilai emosional itu ditahan tanpa alasan yang jelas. Meta sudah berkali-kali datang ke Lapas, namun hanya menerima jawaban berputar tanpa solusi.


“Saya bukan minta emas, saya cuma minta hak anak saya. Tapi saya seperti diombang-ambing, diperlakukan tidak manusiawi. Padahal saya hanya seorang ibu,” ujarnya sambil menahan tangis.


Belakangan, cincin dikembalikan melalui Kasubsi Keamanan A. Fery Febriyan Sri S., namun luka hati Meta tak sembuh. Dalam pertemuan, Fery menyangkal adanya kekerasan terhadap MF, bahkan menunjukkan foto kondisi MF yang disebut Meta sudah tidak sesuai realita.


“Itu bukan kondisi saat anak saya selesai dari sel isolasi. Mereka hanya tunjukkan yang sudah bersih. Ini akal-akalan,” tutur Meta.


Warga Binaan Dipindah Diam-Diam, Keluarga Tak Diberi Tahu

Yang lebih mencengangkan, MF ternyata telah dipindahkan secara diam-diam ke Lapas lain tanpa pemberitahuan resmi. Meta baru mengetahui kabar ini dari pihak luar, bukan dari Lapas itu sendiri.


“Anak saya dipindah ke Pekalongan katanya, tapi saya tidak tahu persis di mana. Tidak ada surat, tidak ada kabar. Seolah keluarga tidak punya hak tahu. Ini perlakuan ke manusia atau benda?” cetus Meta geram.


Kalapas Menghilang, Media Dibungkam

Upaya konfirmasi dari para jurnalis pun tidak membuahkan hasil. Kalapas Yogi Suhara tak tampak batang hidungnya saat jam kerja. Para pejabat lainnya terkesan menghindar. Tak ada klarifikasi, tak ada keterbukaan.


Hal ini bertentangan dengan Pasal 28F UUD 1945 serta UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) yang mewajibkan badan publik bersikap transparan.


“Ini jelas pelanggaran konstitusi. Kalau tidak ada yang ditutup-tutupi, kenapa takut bicara? Kami curiga ada sesuatu yang disembunyikan,” tegas Aqil.


Desakan Copot Kalapas Menguat: "Reformasi Total Harus Dimulai!"

GWI secara resmi menyuarakan desakan agar Kemenkumham segera mencopot Kalapas Yogi Suhara dan melakukan audit menyeluruh terhadap praktik yang berlangsung di dalam Lapas Pemuda Tangerang.


“Kami minta Menkumham turun tangan. Jangan tutup mata. Jika sistem seperti ini terus dibiarkan, Lapas akan jadi kuburan sunyi tempat pelanggaran HAM tersembunyi,” tutup Aqil.

Sementara itu, publik menunggu, apakah Kemenkumham berani bertindak tegas atau justru akan ikut larut dalam diam yang mencurigakan.

Laporan: isk

×
Berita Terbaru Update