Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Aksi 177 URC Bergerak: 5.000 Ojol Kepung Istana, Tuntut PERPPU dan Tolak Status Buruh

Rabu, Juli 16, 2025 | Juli 16, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-16T03:28:06Z
Foto istimewa
JAKARTA | KompasX.com – Gelombang hijau dari ribuan jaket driver ojek online dipastikan bakal membanjiri kawasan Patung Kuda, Irti Monas, Jakarta Pusat, pada Kamis, 17 Juli 2025, dalam aksi bertajuk "177 URC BERGERAK" yang digagas oleh Unit Reaksi Cepat (URC). Aksi ini mengusung slogan tajam penuh makna: "Satu Tujuan Mencapai Tujuan", dan menyasar langsung ke jantung pemerintahan: Istana Negara.

Di balik aksi ini, tersimpan tiga tuntutan yang menjadi keresahan mendalam ribuan pengemudi ojol:


1. Menolak status ojol sebagai pekerja atau buruh,

2. Menolak opini pemotongan 10%,

3. Menuntut Presiden segera menerbitkan PERPPU Ojek Online sebagai dasar hukum yang sah.

“Kami akan bergerak serentak ke istana. Ini bukan sekadar demo, ini seruan dari nurani kami. Kami tolak diposisikan sebagai buruh! Ojol itu mitra, bukan pekerja!” tegas Danny Stephanus, juru bicara URC saat konferensi pers di Tebet, Jakarta Selatan (15 Juli 2025).


Ojol Bukan Buruh: Narasi Baru, Perjuangan Nyata

Danny menilai, wacana mengubah status mitra menjadi pekerja justru berisiko mengubur fleksibilitas dan kemandirian para driver. Ia menyindir keras kegagalan sistem ketenagakerjaan formal yang tak kunjung menyejahterakan buruh.

“Banyak buruh bisa jadi ojol, tapi ojol belum tentu bisa jadi buruh. Dan selama ini, setiap tahun yang diperjuangkan buruh hanya soal UMR, padahal PHK massal tetap terjadi,” tegasnya.

Soal opini pemotongan 10% dari pendapatan driver, URC dengan lantang menyebut bahwa isu itu sesat dan menyesatkan.

“Yang ada itu biaya tidak langsung, bukan potongan. Yang salah itu sistem tarifnya, bukan bagi hasilnya. Opini itu membenturkan sesama driver!” jelas Danny, mengacu pada Keputusan Menteri KP 1001 Tahun 2022.


URC: Bergerak, Bersuara, dan Tak Bisa Dibungkam

Setelah satu dekade lebih memilih diam, URC akhirnya angkat suara. Danny menyebut PERPPU ojek online adalah "harga mati", karena selama ini profesi ojol selalu diperebutkan dan diatur semaunya oleh banyak kementerian, tanpa payung hukum yang jelas.

“Setiap kementerian merasa punya hak atur ojol. Profesi kami jadi bola liar! Kami ingin kepastian!” serunya.

URC menegaskan independensinya, tak berafiliasi dengan organisasi mana pun seperti Garda, Tekab, APOB, atau serikat buruh. Mereka berdiri sendiri, membawa suara asli dari para pengemudi jalanan.


Batman: Ganggu Aksi Kami, Berhadapan dengan Saya

Ketegangan meningkat saat Achsanur Solihin alias Batman, Jenderal Lapangan Aksi, mengirimkan pesan keras kepada pihak-pihak yang mencoba meremehkan atau mengganggu aksi ini.

“Kalau ada yang berani usik Aksi 177 URC Bergerak, akan berhadapan langsung dengan saya! Saya tidak akan mundur selangkah pun!” tegas Batman.


Aksi Damai, Tanpa Sweeping, 5.000 Ojol Dipastikan Turun

Suharto, penanggung jawab aksi, memastikan sekitar 5.000 driver ojol dari wilayah Jabodetabek akan bergabung. Ia menegaskan bahwa aksi ini 100% damai, tanpa sweeping, tanpa intimidasi.

“Kami tidak melarang teman-teman narik, silakan nyalakan aplikasi. Kalau dapat orderan saat aksi, silakan antar dulu. Kami tidak akan memaksa siapa pun,” kata Suharto.

Aksi 177 URC BERGERAK adalah titik balik suara para pengemudi ojek online yang selama ini dipinggirkan. Kini, mereka memilih bersuara, menuntut keadilan, dan menolak diperalat oleh narasi-narasi yang tak berpihak.

“Kami bukan buruh. Kami mitra. Dan kami layak mendapat perlindungan hukum yang pasti!”

Laporan: Hera

×
Berita Terbaru Update