![]() |
Foto penampakan sekolah yang perlu Diperhatikan |
Berlokasi di Jl. Sunan Kalijaga No.5, Penggaron Kidul, Kecamatan Pedurungan, sekolah ini berada di bawah naungan Yayasan Sultan Hasanuddin dan telah berkiprah sejak 2015. MI An-Nur bukan sekadar lembaga pendidikan – ia adalah benteng harapan bagi ratusan anak dari keluarga pra-sejahtera yang selama ini luput dari perhatian kebijakan publik.
Di saat banyak sekolah mengejar akreditasi, fasilitas mewah, dan dana BOS yang stabil, MI An-Nur bertahan hanya dengan donasi warga sekitar dan kepedulian para dermawan. Meski begitu, prestasi anak didiknya tak kalah membanggakan – dengan rata-rata nilai kelulusan mencapai 9,4 pada tahun ajaran terakhir.
“Kami tidak ingin menyerah. Sekolah ini lahir dari keprihatinan, tapi kami yakin pendidikan adalah hak setiap anak, apapun status ekonominya,” tutur Bu Fatimah Almahmudah, S.Pd.I, Kepala MI An-Nur, saat ditemui media, Rabu (16/7/2025).
Butuh Tangan Pemerintah, Bukan Sekadar Pujian
Bapak Kiswanto, Ketua Yayasan, menegaskan bahwa pihaknya telah berupaya maksimal secara mandiri. Namun kini, MI An-Nur sangat membutuhkan dukungan nyata dari Pemerintah Kota Semarang, terutama dalam bentuk bantuan sarana prasarana, subsidi operasional, dan pelatihan untuk tenaga pengajar.
“Kami membuka pintu selebar-lebarnya untuk kerja sama. Kami mohon agar Pemkot melihat kami, membantu kami, karena perjuangan ini bukan hanya tentang bangunan sekolah, tapi masa depan anak-anak miskin kota,” tegas Kiswanto.
Sekolah Rakyat di Tengah Kota, Tapi Tak Terjamah Kebijakan
Ironisnya, di tengah gencarnya program pendidikan gratis dan pembangunan sekolah unggulan, MI An-Nur masih harus bergantung pada solidaritas masyarakat. Padahal, legalitas sekolah ini sah dan diakui Kementerian Hukum dan HAM, serta konsisten menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan formal berbasis agama dan karakter.
“Setiap hari kami menyaksikan semangat anak-anak datang ke sekolah dengan sandal jepit dan buku lusuh. Tapi mereka tetap semangat. Itu yang membuat kami tak pernah berhenti berjuang,” ujar Bu Fatimah dengan mata berkaca-kaca.
Harapan Terakhir: Jangan Biarkan MI An-Nur Mati Pelan-Pelan
MI An-Nur adalah potret nyata ketimpangan dalam dunia pendidikan yang selama ini terbungkam oleh laporan-laporan indah di meja birokrasi. Ia hadir, hidup, dan berjuang – tetapi juga bisa mati perlahan jika tak segera disokong secara konkret.
“Kami tidak meminta yang mewah. Kami hanya ingin sekolah ini terus ada, demi anak-anak yang tak punya pilihan lain,” pungkas Kiswanto.
Panggilan ini bukan hanya untuk Pemerintah Kota, tapi juga untuk para dermawan, pegiat sosial, dan insan pendidikan yang masih percaya bahwa pendidikan adalah hak, bukan privilese.
📍 Informasi & Donasi:
Yayasan Sultan Hasanuddin – MI An-Nur Jl. Sunan Kalijaga No.5, Penggaron Kidul, Kec. Pedurungan, Kota Semarang
📞 +62 813-2026-3300
Laporan : iskandar