Kompasx.com//Singkawang Rabu 9 september 2025– Gedung Sentra Kuliner Ikan yang dibangun menggunakan dana APBN tahun anggaran 2023 sebesar Rp2,1 miliar dengan tujuan mendukung UMKM dan nelayan lokal, kini justru berubah fungsi menjadi kafe modern. Alih fungsi ini memantik sorotan publik karena dinilai sarat kejanggalan tata kelola dan dugaan konflik kepentingan.
Laporan resmi mengenai persoalan ini telah disampaikan LBH Bakti Nusa ke Kejaksaan Negeri Singkawang. Dalam laporan tersebut, dipersoalkan proses tender dan pemanfaatan aset publik yang dialihkan tanpa keterbukaan kepada masyarakat.
Bagi publik, persoalan ini bukan sekadar perubahan fungsi bangunan. Ada pertanyaan serius: apakah relasi antara penguasa dan pihak pengelola menimbulkan benturan kepentingan? Apakah aset publik yang dibiayai dana negara bisa begitu saja dialihkan menjadi kepentingan privat tanpa mekanisme hukum yang jelas?
Dari perspektif hukum tata kelola, setiap aset publik semestinya dimanfaatkan sesuai peruntukan awal dan mekanisme resmi. Ketika peralihan terjadi tanpa transparansi, ruang spekulasi terbuka lebar dan kepercayaan masyarakat terhadap integritas pemerintahan pun tergerus.
Kini publik menunggu sikap Kejaksaan Negeri Singkawang: apakah laporan ini ditindaklanjuti secara transparan dan akuntabel, atau dibiarkan mengendap tanpa jawaban.
Alih fungsi Gedung Sentra Kuliner Ikan Singkawang yang dibiayai Rp2,1 miliar dari APBN 2023 telah mempertegas sorotan publik soal transparansi dan potensi konflik kepentingan dalam pengelolaan aset daerah. Laporan LBH Bakti Nusa ke Kejaksaan Negeri Singkawang menandai bahwa isu ini bukan semata perubahan fungsi, melainkan ujian akuntabilitas dan integritas tata kelola. Publik kini menunggu bukti: apakah hukum benar berpihak pada masyarakat, atau justru melanggengkan praktik yang sarat kepentingan.
Kompas com// -Andri
