Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Aksi Damai Buruh Tercoreng Kelompok Anarkis, Budiyono: “Ini Bukan Demokrasi, Hukum Harus Tegas!”

Jumat, Mei 02, 2025 | Mei 02, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-02T14:05:44Z

 

Foto ketika Aksi Damai Diawali Dengan kericuhan sejumlah orang yang berpakaian Serba hitam 

SEMARANG | KompasX.com – Peringatan Hari Buruh Internasional, Kamis 1 Mei 2025, seharusnya menjadi panggung damai untuk menyuarakan aspirasi para pekerja. Ribuan buruh dari berbagai daerah di Jawa Tengah berkumpul di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jl. Pahlawan, Kota Semarang, dalam aksi yang berjalan tertib, penuh semangat solidaritas, dan menjunjung tinggi etika demokrasi.

Namun suasana kondusif itu berubah drastis saat menjelang sore. Sebuah kelompok misterius berpakaian serba hitam menyusup ke tengah-tengah aksi. Mereka mencoba memancing kericuhan dan mengajak para buruh melakukan aksi yang lebih agresif. Buruh pun menunjukkan sikap dewasa: menolak tegas provokasi dan membubarkan diri secara damai.

Sayangnya, kelompok berpakaian hitam itu justru melanjutkan aksi mereka secara brutal. Bentrokan dengan aparat keamanan pun tak terhindarkan. Sejumlah fasilitas umum rusak parah. Aksi yang awalnya damai pun ternoda oleh ulah oknum tak bertanggung jawab.

Tindakan anarkis ini memicu kemarahan publik. Salah satunya datang dari tokoh hukum dan advokat senior Kabupaten Semarang, H. Dr. Budiyono, S.H., M.H., yang secara tegas mengecam tindakan biadab tersebut.

“Saya mendukung sepenuhnya perjuangan buruh dalam menyuarakan hak dan kepentingannya. Tapi kalau sudah anarki, itu bukan perjuangan—itu perusakan demokrasi!” tegas Budiyono saat diwawancarai Jumat (2/5/2025).

Budiyono yang juga digadang-gadang sebagai calon kuat Ketua Dewan Kehormatan Profesi Advokat DPC PERADI Ungaran ini mengapresiasi sikap buruh yang mampu menjaga ketertiban dan tidak terpancing emosi. Ia menyesalkan bahwa perjuangan yang sah secara konstitusional harus dinodai oleh pihak-pihak yang justru ingin merusak citra gerakan buruh.

“Demokrasi itu bukan soal teriak-teriak saja. Ada etika, ada tanggung jawab. Anarki jelas bukan jalan keluar!” tandasnya.

Lebih lanjut, ia mendorong aparat kepolisian, khususnya Polda Jawa Tengah, untuk mengusut dan menindak tegas para pelaku perusakan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

“Saya percaya, hukum yang ditegakkan dengan adil dan transparan akan memberi efek jera. Masyarakat harus percaya bahwa negara hadir untuk menjaga ketertiban,” pungkas Budiyono.

Red/JH

×
Berita Terbaru Update