![]() |
Foto : istimewa |
Kisahnya adalah pengingat bagi siapa pun bahwa pantang menyerah adalah kunci kesembuhan.
Awalnya, gejala yang muncul hanyalah sakit kepala yang tak kunjung reda. "Saya pikir ini hanya masalah saraf biasa," kenang Waspin. Namun siapa sangka, setelah pemeriksaan lebih lanjut di dokter THT, ia didiagnosa mengidap kanker di hidung dan rongga sinus.
Vonis tersebut sempat membuat dunia Waspin runtuh sesaat. Namun ia memutuskan untuk tidak tunduk pada rasa takut.
Perjuangan Melawan Rasa Sakit
Pengobatan intensif dijalani selama satu setengah bulan, lima hari seminggu tanpa jeda di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, rumah sakit kanker terkemuka di Jakarta Selatan. Terapi radiasi harian itu menjadi medan tempur baru bagi Waspin.
"Rasa sakitnya luar biasa," akunya. Meski begitu, ia memaksakan diri untuk tetap makan, tetap bergerak, dan menjaga semangat. "Pasien lain banyak yang turun berat badan sampai 15 kilogram. Saya hanya turun 2-3 kilogram. Ini soal mental," tegasnya.
Tak hanya fisik yang diuji. Mental dan spiritual juga diuji habis-habisan. Sebelum terapi dimulai, Waspin bahkan harus menjalani perawatan gigi agar proses radiasi berjalan optimal.
Akhir yang Bahagia: Sembuh dan Pulang
Hari ini, setelah berbulan-bulan perjuangan, kabar bahagia datang. Evaluasi terakhir menunjukkan tubuh Waspin telah kembali normal.
"Alhamdulillah. Semua berkat pertolongan Allah, tim dokter yang luar biasa, serta semangat untuk sembuh," ujar Waspin haru. Ia pun bersiap pulang ke Medan dalam kondisi sehat.
Pesan untuk Pejuang Kanker
epada para pejuang kanker di seluruh Indonesia, Waspin mengirim pesan penuh harapan:
"Jangan pernah takut. Kanker bisa disembuhkan. Yang penting, semangat hidup, percaya pada proses, dan jangan menyerah."
Perjalanan Waspin Simbolon adalah pelajaran bagi kita semua—bahwa seberat apa pun rintangan, selama api semangat dalam jiwa tetap menyala, keajaiban bisa terjadi.