![]() |
Foto: . Supangat Abdul Manan |
Dialah H. Supangat Abdul Manan, atau akrab disapa Mbah Pangat. Lahir 6 Juni 1951, pemimpin sepuh ini tetap menjadi motor penggerak desa. Meski usianya tak lagi muda, semangat pengabdiannya justru makin berkobar.
Terpilih kembali sebagai Kepala Desa lewat pemilihan 2019, ini bukan periode pertama bagi Mbah Pangat. Ia pernah dipercaya memimpin Sruwen pada 1998–2006. Kini, dengan bekal pengalaman panjang, ia hadir kembali sebagai sosok yang tidak sekadar memimpin, tapi menginspirasi.
Tetap Prima, Tetap Aktif
Tak sekadar duduk di balik meja, Mbah Pangat masih lincah beraktivitas. Ia rutin menghadiri kegiatan desa hingga undangan di tingkat kabupaten. Bahkan, tak jarang terlihat mengendarai sepeda motor sendiri menuju acara.
"Selama badan masih sehat, kenapa tidak? Warga butuh kita hadir, bukan hanya tanda tangan di kantor," ucapnya dengan senyum khas.
Di tengah kesibukan, Mbah Pangat juga aktif menjalin komunikasi lintas generasi. Ia dikenal dekat dengan pemuda, tak sungkan hadir di kegiatan olahraga, seni, bahkan nongkrong bersama anak muda desa.
“Pemuda itu masa depan desa. Kita yang tua harus bisa menyesuaikan diri, jangan malah jadi penghambat. Kalau mereka lari, kita harus bisa ikut jalan cepat,” tutur Mbah Pangat, memicu decak kagum banyak pihak.
Pemimpin Lintas Generasi
Di tengah era digitalisasi dan tantangan pembangunan desa yang makin kompleks, kepemimpinan Mbah Pangat dinilai adaptif. Ia mendorong kolaborasi antara nilai-nilai kearifan lokal dengan semangat pembaruan.
Tak heran, empat anak, enam cucu, dan dua cicit beliau bangga, sementara warga Desa Sruwen melihatnya sebagai pemimpin yang bukan hanya dihormati, tetapi juga dicintai lintas usia.
Inspirasi Bagi Desa-Desa Lain
Di saat banyak desa menghadapi tantangan regenerasi kepemimpinan, sosok seperti Mbah Pangat menjadi teladan. Bahwa pengalaman, keteladanan, dan semangat belajar adalah kunci pemimpin yang relevan di era manapun.
Desa Sruwen kini melangkah maju di bawah arahan beliau — dengan harmoni antara kearifan masa lalu dan harapan masa depan.
Satu pesan sederhana dari Mbah Pangat layak kita ingat:
"Jabatan bukan soal umur. Pengabdian itu soal hati."
Red/Toni