
Dibalut semangat budaya dan doa bersama, pentas ini bukan sekadar hiburan—tetapi simbol rasa syukur dan kebangkitan budaya Jawa di tengah modernitas yang makin mendesak.
Dalang Muda, Pelawak Legendaris, dan Artis Lokal Bersatu di Panggung Budaya
Pagelaran menjadi sangat istimewa karena menghadirkan dalang muda berbakat Ki Anom Dwijokangko, dengan bintang tamu pelawak legendaris Gareng Wonosobo, serta penampilan memukau dari Vivi Voletha, penyanyi lokal bersuara emas yang sukses mengguncang panggung dan hati penonton.
Pagelaran dibuka secara simbolis dengan penyerahan tokoh wayang Puntadewa dari Kepala Dusun Joko Sularto kepada sang dalang. Momen sakral ini sontak disambut tepuk tangan meriah ribuan warga yang memadati halaman Gedung Pertemuan Dusun.
Syukur dan Harapan di Balik Tirai Wayang
Ketua panitia, Suratno, dalam sambutannya menyampaikan makna mendalam dari acara ini.
“Wayang adalah doa. Semoga Dusun Bulukerto dijauhkan dari bencana, diberi keselamatan, ketentraman, dan limpahan rezeki. Ini bentuk syukur warga atas nikmat hidup dan tanah yang subur,” ucapnya penuh haru.
Kebersamaan Adalah Kekuatan
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Karanganyar, Anung Marwoko, hadir menyampaikan bahwa kekuatan desa ada pada gotong royong dan kolaborasi.
“Bukan soal besar kecilnya kontribusi, tapi nilai kebersamaan yang membangun desa kita. Ketika rakyat dan pemimpin menyatu, semua jadi mungkin: ekonomi tumbuh, budaya hidup, masyarakat sejahtera.”
Sementara Kepala Desa Sewurejo, Agus Wibowo, menekankan pentingnya nilai persaudaraan.
“Iuran boleh beda, tapi manfaat harus dirasakan bersama. Kegiatan seperti ini membuat warga lebih guyub, rukun, dan cinta pada budayanya sendiri,” ujarnya menegaskan.
Panggung Budaya Dihadiri Tokoh-Tokoh Daerah
Pagelaran ini dihadiri oleh banyak tokoh penting dan pejabat daerah. Turut hadir mewakili Bupati Karanganyar, Camat Mojogedang, Kapolsek, Danramil, serta perwakilan dari anggota DPRD Bobby Aditia Putra dan anggota DPR RI Rinto Subekti.
Kehadiran para pemangku kebijakan ini memperlihatkan bahwa tradisi lokal seperti wayang kulit masih menjadi bagian penting dalam membangun karakter bangsa dan memperkuat akar budaya masyarakat.
Wayang Bukan Sekadar Cerita — Ini Identitas Kita
Pagelaran “Pandawa Maneges” bukan hanya menyajikan kisah perjuangan Pandawa mencari kebenaran, tapi juga menggambarkan semangat masyarakat Bulukerto untuk tetap berdiri tegak di tengah zaman.
Wayang hidup di hati, budaya hidup di napas.
Dan malam itu, Dusun Bulukerto membuktikan bahwa warisan leluhur tak pernah padam—ia menyala di atas panggung, di tengah rakyatnya sendiri.